Konsep Pendidikan Karakter (Character)

Tags

Pendidikan Karakter

Dari segi definisi, kata karakter sebenarnya terjadi ambiguitas. Namun demikian, pijakan arti yang paling digunakan adalah bahwa akar kata karakter berasal dari bahasa Latin, yaitu Kharakter, Khrassein dan Kharax, yang bermakna dipahat, atau tools for marking (alat untuk menandai). Ada juga yang menyatakan bahwa istilah karakter berasal dari bahasa Yunani, charassein, yang berarti to engrave atau mengukir. 

Pendidikan Karakter

Membentuk karakter diibaratkan seperti mengukir di atas batu permata atau permukaan besi yang keras. Dari sanalah kemudian berkembang pengertian karakter yang diartikan sebagai tanda khusus atau pola perilaku. 

Kemudian, istilah karakter mulai banyak digunakan kembali dalam bahasa Prancis “caractere” pada abad dan selanjutnya dalam bahasa Inggris menjadi “character”, sebelum akhirnya menjadi bahasa Indonesia “karakter”. Secara harfiah, karakter adalah kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama, dan reputasi.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi perkerti yang membedakan seseorang dari pada yang lain. Dengan pengertian lain dikatakan bahwamembangun karakter (character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga berbentuk unik, menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain.

Menurut dokumen Kementerian Pendidikan Nasional, pendidikan karakter didefinisikan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mengambil keputusan yang baik, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Menurut Doni Koesuma, pendidikan karakter merupakan sebuah struktur antropologis yang terarah pada proses pengembangan dalam diri manusia secara terus menerus untuk menyempurnakan dirinya sebagai manusia yang berkeutamaan. Yakni dengan mengaktualisasikan nilai-nilai keutamaan seperti keuletan, tanggung jawab, kemurahan hati, dan lain-lain.

Secara akademis, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, atau pendidikan akhlak yang tujuannya mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik itu, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Muatan pendidikan karakter secara psikologis mencakup dimensi moral reasoning, moral feeling, dan moral behaviour. Secara praktis, merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai kebaikan kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia, dan lingkungannya sehingga menjadi manusia paripurna.

Artikel Terkait

Terimakasih Sudah Meluangkan Waktu Berkunjung Di Blog Ini 😁


EmoticonEmoticon