Contoh Makalah Sejarah Kurikulum 1975

Tags

KURIKULUM 1975

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah “ANALISIS KURIKULUM”

Dosen Pengampu Drs. Awet Setiawan, M.Pd



Disusun Oleh :

EKA CAHYATI 13220003
ERVANI 13220024
HENDRI SETIAWAN 13220005

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH




KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum, Wr.wb

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberi rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kurikulum dari Dosen kami Bapak Drs. Awet Setiawan, M.Pd, supaya kami mempunyai pengetahuan yang lebih luas lagi serta memahami tentang materi tersebut yang sebenarnya dan sadar akan pentingnya pengetahuan ini.

Kami sadar sebagai manusia biasa masih banyak memiliki kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu dengan segala kerendahan hati kami memerlukan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak.

Demikianlah makalah ini kami buat dengan baik, apa bila ada kekurangan dan tulisan yang sekiranya menyinggung perasaan pembaca kami mohon maaf dan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum, Wr.wb


Metro, .............


Penyusun



DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 
B. Rumusan Masalah 
C. Tujuan Makalah 

BAB II PEMBAHASAN

A. Perkembangan Kurikulum 1975 
B. Prinsip-Prinsip Kurikulum 1975 
C. Strategi Pelaksanaan Kurikulum1975 
D. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 1975 

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah Indonesia memasuki masa Orde Baru maka tatanan kurikulum mengalami perubahan dari “rentjana peladjaran” menuju kurikulum berbasis pada pencapian tujuan, Dalam konteks ini kurikulum subjek akademik merupakan model konsep kurikulum yang paling tua, sejak sekolah yang pertama dulu berdiri. Kurikulum ini menekankan pada isi atau materi pelajaran yang bersumber dari disiplin ilmu. Penysunan relatif mudah,praktis dan mudah digabungkan dengan model yang lain. Kurikulum ini bersumber dari pendidikan klasik, perenalisme dan esensialisme, berorientasi pada masa lalu. Dalam kurikulum ini fungsi pendidikan adalah memelihara dan mewariskan ilmu pengetahuan, teknologi dan nilai-nilai budaya masa lalu kepada generasi muda.

Menurut kurikulum ini, belajar adalah berusaha mengusai isi atau materi pelajaran sebanyak-banyaknya, kurikulum subjek akademik tidak berarti terus tetap akan menekankan materi yang disampaikan. Dalam sejarah perkembangannya secara berangsur-angsur memperhatikan juga proses belajar yang dilakukan peserta didik. Proses belajar yang dipilih tergantung pada segi apa yang dipentingkan dalam materi pelajaran tersebut. Semua proses pembelajaran diarahkan dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kurikulum ini mulai dikembangkan sejak tahun 1975 hingga 1984. Dalam latar belakang kurikulum 1975, menteri pendidikan Republik Indonesia (Syarif Thayeb) menjelaskan tentang diterapkan kurikulum 1975 sebagai pedoman pelaksanaan pengajaran di sekolah.

B. Rumusan Masalah
  1. Perkembangan Kurikulum 1975?
  2. Prinsip-Prinsip Kurikulum 1975?
  3. Strategi Pelaksanaan Kurikulum1975?
  4. Kelebihan Dan Kekurangan Kurikulum 1975?
C. Tujuan Makalah
  1. Untuk Mengetahui Perkembangan Kurikulum 1975
  2. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Kurikulum 1975
  3. Untuk Mengetahui Strategi Pelaksanaan Kurikulum1975
  4. Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 1975


BAB II

PEMBAHASAN


A. Perkembangan Kurikulum 1975


Pada tanggal 17 Januari tahun 1975, melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 008-D/U/1975, Pemerintah menetapkan kurikulum baru untuk SMP dan dinamakan Kurikulum 1975, sesuai dengan tahun penetapan berlakunya kurikulum tersebut. Dapat dikatakan bahwa Kurikulum 1975 memberikan landasan baru bagi kebijakan pengembangan kurikulum di Indonesia. Kurikulum 1975 merupakan kurikulum pertama di Indonesia yang dikembangkan berdasarkan teori, model, dan desain kurikulum modern. Pikiran teoritik tentang peserta didik, proses pembelajaran, penilaian hasil belajar dijadikan dasar-dasar utama dalam pemikiran pengembangan kurikulum. Model pembelajaran yang dikenal dengan nama Perencanaan Sistem Instruksional menjadi model baru dalam dunia pendidikan Indonesia. 

Kegiatan pengembangan kurikulum 1975 pikiran teoritik dan prosedur pengembangan kurikulum modern dilaksanakan dalam pengembangan ide kurikulum, rancangan pembelajaran dan pedoman pelaksanaan. Ide kurikulum memuat landasan filosofis, teoritis dan model kurikulum dan sebenarnya adalah jawaban kependidikan Pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat sebagaimana yang dipersepsi oleh para pengambil keputusan dalam bidang pendidikan dan terjemahan dari kebijakan tersebut oleh para pengembang kurikulum secara teknis. Ide kurikulum tersebut dirancang sedemikian rupa dan ditulis dalam Buku I dokumen kurikulum yang dinamakan Ketentuan-ketentuan Pokok.

Dalam kurikulum tahun 1975 dinyatakan bahwa IPS adalah paduan sejumlah mata pelajaran Ilmu sosial. Untuk IPS pada jenjang pendidikan dasar disebutkan bahwa materi pelajaran IPS ditunjang geografi dan kependudukan, sejarah dan ekonomi koperasi, sedangkan untuk menengah IPS mencakup geografi dan kependudukan, sejarah, antropologi budaya, ekonomi dan koperasi serta tata buku dan hitung dagang. Jadi orientasi pendidikan intinya mata pelajaran IPS masuk ke kurikulum 1975 masuk ke dalam SD/MI SMP/MTS, namun IPS sebagai pendidikan akademis mempunyai misi menyampaikan nilai-nilai berdasarkan filsafat pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian mata pelajaran IPS pun berfungsi dan mendukung tercapainya tujuan PMP. Kurikulum 1975 adalah kurikulum pertama di Indonesia yang dikembangkan berdasarkan proses dan prosedur yang didasarkan pada teori pengembangan kurikulum.

Meskipun demikian kurikulum 1975 masih dikembangkan berdasarkan pemikiran orientasi filosofis pendidikan keilmuan yang dominan dan tidak berorientasi kepada pembangunan, walaupun demikian tidaklah berarti kurikulum 1975 telah melepaskan diri dari npengaruh politik . (S. Hamid Hasan : 2006) dimana situasi pemerintahan saat itu awal pemerintahan Orde Baru. Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).

Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Pada tahun 1975, lahirlah kurikulum 1975 yang mengelompokkan tiga jenis pendidikan, yakni pendidikan umum, pendidikan akademis dan pendidikan keahlian khusus. Kurikulum 1975 mengemukakan secara eksplisit istilah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang merupakan fusi (perpaduan) dari mata pelajaran sejarah, geografi dan ekonomi. Selain mata pelajaran IPS, Pendidikan Kewarganegaraan dijadikan sebagai mata pelajaran tersendiri ialah Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Dalam kurikulum 1975, IPS termasuk kelompok pendidikan akademis sedangkan PMP termasuk kelompok pendidikan umum.

Pada tahun 1972 – 1973 sudah pernah dilakukan uji coba pertama konsep IPS masuk dipersekolahan Indonesia diterapkan pada kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP Bandung. Kemudian secara resmi dalam kurikulum 1975 program pendidikan tentang masalah sosial dipandang tidak cukup diajarkan melalui pelajaran sejarah dan geografi saja, sehingga dilakukan reduksi mata pelajaran mulai tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas saat itu dimasukan mata pelajaran ilmu sosial serumpun atau sejenis digabung ke dalam mata pelajaran IPS. Oleh karena itu pemberlakuan istilah IPS (social studies) dalam kurikulum 1975 dapat dikatakan sebagai kelahiran IPS secara resmi di Indonesia.

Upaya memasukan materi ilmu-ilmu sosial dan humaniora ke dalam kurikulum sekolah di Indonesia disajikan mata pelajaran dan bidang studi atau jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) secara resmi pada kurikulum 1975. Kurikulum tahun 1975 merupakan perwujudan dari perubahan sosial pada pelaksanaan UUD 1945 secara mnurni dan konsekuen, bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.

Konsep Pendidikan IPS yang menginspirasi kurikulum 1975 yang menampilkan 4 (empat) profil, yaitu:
  1. Pendidikan Moral Pancasila (PMP) menggantikan Kewarganegaraan sebagai bentuk pendidikan IPS khusus.
  2. Pendidikan IPS terpadu untuk SD
  3. Pendidikan IPS terkonfederasi untuk SMP yang menempatkan IPS sebagai konsep Payung sejarah, geografi dan ekonomi koperasi;
  4. Pendidikan IPS terpisah-pisah yang mencakup mata pelajaran sejarah, ekonomi dan geografi untuk SMA, atau sejarah dan geografi untuk SPG, dan IPS (ekonomi dan sejarah) untuk SMEA / SMK.
Kurikulum ini menganut pendekatan yang berorientasi kepada tujuan, pendekatan integrative, pendekatan sistem, dan pendekatan ekosistem juga merupakan tonggak pembaharuan yang lebih nyata dan lebih mantap dalam sistem pendidikan nasional yang dimaksudkan mencapai keselarasan, meningkatakan efisiensi dan efektifitas pengajaran, meningkatkan mutu lulusan pendidikan dan meningkatkan relevansi pendidikan dengan tuntutan masyarakat yang sedang membangun. Dalam Kata Pengantar Kurikulum 1975, Menteri Pendidikan Republik Indonesia pada waktu itu Sjarif Thajeb, menjelaskan tentang latar belakang ditetapkanya Kurikulum 1975 sebagai pedoman pelaksanaan pengajaran di sekolah. Penjelasan tersebut sebagai berikut:

a. Sejak Tahun 1969 di Negara Indonesia telah banyak perubahan yang terjadi sebagai akibat lajunya pembangunan nasional, yang mempunyai dampak baru terhadap program pendidikan nasional. Hal-hal yang mempengaruhi program maupun kebijaksanaan pemerintah yang menyebabkan pembaharuan itu adalah :
Selama Pelita I, yang dimulai pada tahun 1969, telah banyak timbul gagasan baru tentang pelaksanaan sistem pendidikan nasional.
  • Adanya kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikan nasional yang digariskan dalam GBHN yang antara lain berbunyi : “Mengejar ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mempercepat lajunya pembangunan
  • Adanya hasil analisis dan penilaian pendidikan nasional oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaaan mendorong pemerintah untuk meninjau kebijaksanaan pendidikan nasional.
  • Adanya inovasi dalam system belajar-mengajar yang dianggap lebih efisien dan efektif yang telah memasuki dunia pendidikan Indonesia.
  • Keluhan masyarakat tentang mutu lulusan pendidikan untuk meninjau system yang kini sedang berlaku.
b. Pada Kurikulum 1968, hal-hal yang merupakan faktor kebijaksanaan pemerintah yang berkembang dalam rangka pembangunan nasional tersebut belum diperhitungkan, sehingga diperlukan peninjauan terhadap Kurikulum 1968 tersebut agar sesuai dengan tuntutan masyarakat yang sedang membangun.

B. Prinsip-Prinsip Kurikulum 1975
  1. Berorientasi pada tujuan. Pemerintah merumuskan tujuan-tujuan yang harus dikuasai oleh siswa yang lebih dikenal dengan hirarki tujuan pendidikan.
  2. Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif. 
  3. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu. 
  4. Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). 
  5. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (Drill). Pembelajaran lebih banyak menggunaan teori Behaviorisme, yakni memandang keberhasilan dalam belajar ditentukan oleh lingkungan dengan stimulus dari luar, dalam hal ini sekolah dan guru.
Kurikulum 1975 memuat ketentuan dan pedoman yang meliputi unsur-unsur :

a. Tujuan institusional. 

Berlaku mulai SD, SMP maupun SMA. Tujuan Institusional adalah tujuan yang hendak dicapai lembaga dalam melaksanakan program pendidikannya. 

b. Struktur Program Kurikulum
Struktur program adalah kerangka umum program pengajaran yang akan diberikan pada tiap sekolah. 

c. Garis-Garis Besar Program Pengajaran 
Garis-Garis Besar Program Pengajaran, memuat hal-hal yang berhubungan dengan program pengajaran, yaitu:
  1. Tujuan Kurikuler, yaitu tujuan yang harus dicapai setelah mengikuti program pengajaran yang bersangkutan selama masa pendidikan. 
  2. Tujuan Instruksional Umum, yaitu tujuan yang hendak dicapai dalam setiap satuan pelajaran baik dalam satu semester maupun satu tahun. 
  3. Pokok bahasan yang harus dikembangkan untuk dijadikan bahan pelajaran bagi para siswa agar mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 
  4. Urutan penyampaian bahan pelajaran dari tahun pelajaran satu ke tahun pelajaran berikutnya dan dari semester satu ke semester berikutnya. 
d. Sistem Penyajian dengan Pendekatan PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)

Sistem PPSI berpandangan bahwa proses belajar-mengajar sebagai suatu system yang senantiasa diarahkan pada pencapaian tujuan. PPSI sendiri merupakan sistem yang saling berkaitan dari satu instruksi yang terdiri atas urutan, desain tugas yang progresif bagi individu dalam belajar (Hamzah B.Uno, 2007). Oemar Hamalik mendefinisikan PPSI sebagai pedoman yang disusun oleh guru dan berguna untuk menyusun satuan pelajaran. Komponen PPSI meliputi:
  1. Pedoman perumusan tujuan. Pedoman perumusan tujuan memberikan petunjuk bagi guru dalam merumuskan tujuan-tujuan khusus.
  2. Pedoman prosedur pengembangan alat penilaian. Tes yang digunakan dalam PPSI disebut criterion referenced test yaitu tes yang digunakan unuk mengukur efektifitas program/ pelaksanaan pengajaran.
  3. Pedoman proses kegiatan belajar siswa. Pedoman proses kegiatan belajar siswa merupakan petunjuk bagi guru untuk menetapkan langkah-langkah kegiatan belajar siswa sesuai dengan bahan pelajaran yang harus dikuasai dan tujuan khusus instruksional yang harus dicapai oleh para siswa
  4. Pedoman program kegiatan guru. Pedoman program kegiatan guru merupakan petunjuk-petunjuk bagi guru untuk merencanakan program kegiatan bimbingan sehingga para siswa melakukan kegiatan sesuai dengan rumusan TIK.
  5. Pedoman pelaksanaan program. Pedoman pelaksanaan program merupakan petunjuk-petunjuk dari program yang telah disusun. 
  6. Pedoman perbaikan atau revisi. Pedoman perbaikan atau revisi yang merupakan pengembangan program setelah selesai dilaksanakan.
e. Sistem Penilaian

Penilaian menggunakan PPSI diberikan pada setiap akhir pelajaran atau pada akhir satuan pelajaran tertentu., inilah yang membedakan kurikulum 1975 dengan kurikulum sebelumnya yaitu memberikan penilaian pada akhir semester akhir tahun saja.

f. Sistem Bimbingan dan Penyuluhan

Setiap siswa memiliki tingkat kecepatan belajar yang tidak sama. Sehingga mereka memerlukan pengarahan yang akan mengembangkan mereka menjadi manusia yang mampu meraih masa depan yang lebih baik. 

g. Supervisi dan Administrasi

Sebagai suatu lembaga pendidikan memerlukan pengelolaan yang terarah, baik yang digunakan oleh para guru, administrator sekolah, maupun para pengamat sekolah menggunakan teknik supervisi dan administrasi sekolah yang dapat dipelajari pada Pedoman pelaksanaan kurikulum tentang supervise dan administrasi. 

Mata Pelajaran dalam Kurikulum tahun 1975 adalah :
  1. Pendidikan agama 
  2. Pendidikan Moral Pancasila 
  3. Bahasa Indonesia 
  4. IPS 
  5. Matematika 
  6. IPA 
  7. Olah raga dan kesehatan 
  8. Kesenian 
  9. Keterampilan khusus
C. Strategi Pelaksanaan Kurikulum

1. Cara Penyampaian Pengajaran

Dalam pelaksanaan kurikulum 1975 digunakan cara penyampaian pengajaran dalam bentuk satuan pelajaran. Sebagaimana halnya modul, satuan pelajaran ini juga berbentuk satuan-satuan program pengajaran yang lebih kecil. Bedanya dari modul adalah bahwa satuan pelajaran disusun dan digunakan oleh guru dalam memberikan pengajaran, sedangkan modul sebagian besar langsung digunakan oleh murid atau siswa.

Oleh karena itu program satuan pelajaran tidak lengkap program modul, sekalipun pokok-pokok bahannya sama. Di samping itu, mengingat satuan pelajaran digunakan oleh guru sedangkan modul sebagian besar langsung digunakan oleh murid atau siswa, sistem satuan pelajaran masih menggunakan sistem kelas dan guru seperti biasa, sedangkan sebaliknya sistem modul sudah mengarah kepada sistem pengajaran secara individual, dimana peranan guru dalam banyak hal berbeda dari sistem yang biasa. Penjelasan lebih lanjut mengenai satuan pelajaran dan perbedaannya dengan modul akan diberikan secara khusus dalam buku yang akan datang.

Sekalipun berbeda dalam bentuk dan pelaksanaannya, baik modul maupun satuan pelajaran disusun dengan menggunakan cara kerja yang sama yang dikenal dengan nama PPSI, singkatan dari Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional, yaitu langkah-langkah dalam mengembangkan program pengajaran. Penjelasan yang lebih terperinci mengenai PPSI ini juga akan diberikan secara khusus dalam bab yang akan datang. Sekalipun berbeda dalam bentuk dan pelaksanaannya, baik modul maupun satuan pelajaran disusun dalam menggunakan cara kerja yang sama yang dikenal dengan PPSI.

2. Cara Penilaian

Cara penilaian pada kurikulum 1975 pada dasarnya sama dengan cara penilaian pada PPSP. Disamping penilaian pada cara akhir setiap catur wulan/semester, dilakukan pula penilaian secara teratur pada akhir setiap satuan program yang lebih kecil, dalam hal ini pada akhir setiap satuan pelajaran. Bila banyak murid atau siswa yang belum memahami bahan yang diberikan dalam suatu pelajaran, guru akan memperbaiki cara (metode) dalam menyajikan bahan tersebut.

Ada enam langkah kegiatan yang telah ditempuh dalam mengembangkan kurikulum di Indonesia, dari rumusan tujuan institusional sampai dengan penyususnan pedoman-pedoman pelaksanaan. Mengingat tugas anda sebagai guru SD, contoh-contoh hasil kegiatan pengembangan pada setiap langkah akan diambilkan dari apa yang terdapat dalam kurikulum SD 1975. 

D. Kelebihan Dan Kekurangan Kurikulum 1975

a. Kelebihan
  1. Berorientasi pada tujuan 
  2. Mengarah pada pembentukan tingkah laku siswa 
  3. Relevan dengan kebutuhan masyarakat 
  4. Menggunakan pendekatan psikolog 
  5. Menekankan efektivitas dan efisiensi 
  6. Menekankan fleksibilitas yaitu mempertimbangkan faktor–faktor ekosistem dan kemampuan penyediaan fasilitas yang menunjang terlaksananya program.
  7. Prinsip berkesinambungan 
b. Kelemahan
  1. Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik 
  2. Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah 
  3. Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang.
  4. Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
  5. Pada kurikulum ini menekankan pada pencapaian tujuan pendidikan secara sentralistik, sehingga kurang memberi peluang untuk berkembangnya potensi daerah.
  6. Kurikulum ini berorientasi pada guru hal ini membentuk persepsi bahwa guru yang mendominasi proses pembelajaran, metode-metode ceramah dan metode dikte menonjol digunakan oleh para guru.
  7. Kreativitas murid kurang berkembang karena didukung oleh konsep kurikulum yang menempatkan guru sebagai subjek dalam melakukan pembelajaran di kelas

BAB III
PENUTUP



A. KESIMPULAN


Kurikulum ini menekankan pada isi atau materi pelajaran yang bersumber dari disiplin ilmu. Penysunan relatif mudah, praktis dan mudah digabungkan dengan model yang lain, .Kurikulum ini bersumber dari pendidikan klasik , perenalisme dan esensialisme, berorientasi pada masa lalu. Dalam kurikulum ini fungsi pendidikan adalah memelihara dan mewariskan ilmu pengetahuan, teknologi dan nilai-nilai budaya masa lalu kepada generasi muda.

Ada enam langkah kegiatan yang telah ditempuh dalam mengembangkan kurikulum di Indonesia, dari rumusan tujuan institusional sampai dengan penyususnan pedoman-pedoman pelaksanaan. Mengingat tugas anda sebagai guru SD, contoh-contoh hasil kegiatan pengembangan pada setiap langkah akan diambilkan dari apa yang terdapat dalam kurikulum SD 1975. 

B. SARAN


DAFTAR PUSTAKA

https://etykurniyati.wordpress.com/2013/07/15/analisis-sejarah-kurikulum-di-indonesia/Diakses tanggal 26-03-2015 pada jam 21.16

Artikel Terkait

Terimakasih Sudah Meluangkan Waktu Berkunjung Di Blog Ini 😁


EmoticonEmoticon